SITUS DAN MITOS

Sumur Ngunut atau Sumur Kidul Omah

Sumur ini sudah lama ada, semenjak masa kemerdekaan warga sekitar mengenal sumur ini dengan nama sumur Ngunut atau sumur kidul omah. Dinamakan sumur kidul omah karena menurut cerita tutur masyarakat setempat, di dekat lokasi ini dulu berdiri sebuah bangunan rumah tempat peristirahatan. Tidak diketahui dengan jelas tentang kepemilikan rumah tersebut. Kondisi sumur ini sekarang telah kering semenjak maraknya sumur sibel tanah dalam untuk mengairi lahan pertanian.

Sumur Rongo

Dari cerita masyarakat setempat juga tidak didapat keterangan tentang sosok Mbah Ronggo yang diceritakan. Namun, jika mengacu pada Almanak Sosrodiningrat IV Pengageng Keraton Surakarta Hadiningrat diperoleh keterangan bahwa ronggo adalah nama jabatan seorang kepala desa yang juga bertugas sebagai seorang penulis administrasi. Jika hanya seorang kepala desa maka namanya adalah Demang. Jadi, kuat dugaan Mbah Ronggo ini adalah sosok kepala desa setempat. Sumur inilah yang dipakai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari Mbah Ronggo. Sebelum tahun 2022 atau sebelum kasus wabah penyakit corona atau Covid-19, air di sumur ini sering diambil masyarakat setempat untuk berbagai keperluan termasuk keperluan adat desa maupun kepentingan pribadi.

Sumur Putat

Sumur Putat ini terletak di pinggir sungai kecil/kalen di tengah hutan jati. Sumur ini sudah mengalami perbaikan oleh pemerintah desa. Namun, kini sumur ini sudah tidak mengeluarkan air atau kondisinya kering. Pada masa lalu, sumur ini dipergunakan warga setempat untuk keperluan perkebunan, karena mayoritas sampai sekarang sekitar wilayah ini masih merupakan tanah pertanian dan perkebunan. Tidak ada penjelasan mengenai asal muasal kata putat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata putat berarti pohon besar yang tumbuh di hutan yang tingginya bisa mencapai 18 meter. Pohon putat ini dimanfaatkan batangnya sebagai bahan bangunan sebuah rumah.

Sumur Kembar Kadisono

Sumur ini masih lestari sampai sekarang dan masih digunakan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari warga sekitar. Keberadaan sumur ini juga masih dimanfaatkan warga untuk kepentingan ubeng manten. Tidak ada keterangan tutur mengenai sumur ini, namun pada masa lampau hampir semua warga desa memanfaatkan sumur ini sebagai penghidupan

Punden Trombol

Punden ini ditandai dengan pohon sepreh besar yang sampai saat ini berdiri kokoh. Punden ini dikenal sebagai lokasi yang masih angker oleh warga sekitar. Tidak dijelaskan tentang asal usul yang membuat punden ini, namun sampai sekarang lokasi punden ini masih dikeramatkan oleh warga. Pada hari-hari tertentu ada beberapa warga dari luar wilayah Trombol yang berdoa atau bertirakat di lokasi ini.

Tegal Blorong

Wilayah tegal ini berupa tanah perengan lahan pertanian yang sampai sekarang masih aktif. Tegal Blorong ini juga disebut sebagai tegal mbah minah, karena tegal ini sekarang milik mbah minah. Tegal ini sangat terkenal, sampai sekarang masih banyak masyarakat yang berdoa atau melakukan tirakat di tempat ini. Asal muasal nama tempat ini menjadi tegal blorong karena sampai sekarang di lokasi ini masih banyak ular yang berkeliaran, beberapa warga menuturkan bahwa mereka sering melihat keberadaan banyak ular besar yang berkumpul di tempat ini. Tegal Blorong sampai saat ini masih menjadi tempat yang angker dan hanya orang tertentu yang berani datang ke tempat ini.

Sendang Guding

Sumur ini berada di tanah hak milik warga. Namun, saat ini keberadaan sumur yang ada di bawah rerimbunan pohon rambu ini tertutup ilalang yang sangat lebat. Dikisahkan oleh beberapa warga sekitar bahwa pada masa lalu ketika orangtua mereka masih ada, apabila ada yang memiliki penyakit kulit gudigan maka akan segera pulih jika dimandikan di tempat ini. Dahulu sumur ini juga mempunyai beberapa keistimewaan, yaitu di lokasi sumur ini terdapat sebuah pusaka yang bisa menyambungkan kembali tulang yang patah dalam waktu sekejap, beberapa warga yang mengalaminya saat ini masih sehat dan tidak ada keluhan medis berkaitan dengan patah tulang.

Sumur Mbelik Mbah Sumo Nadri

Sumur ini dulu terkenal sebagai sumur mbelik mbah soma nadir. Tidak bisa dijelaskan siapa sebenarnya sosok mbah soma nadir. Namun, dari penuturan warga sekitar, dahulu sumur ini ketika masih difungsikan, sering dipakai sebagai tempat acara adat ubeng manten, di sumur ini juga sering muncul penampakan macan. Walau sumur ini kini sudah tidak difungsikan, namun beberapa warga masih menjadikan sumur ini sebagai mitos dan cerita tutur turun temurun.

Jembatan Grasak

Jembatan ini merupakan jembatan penghubung antara dusun jatirejo dengan dusun Grasak. Jembatan ini terkenal dengan nama jembatan grasak karena dahulu dusun jatirejo masih menjadi satu dengan dusun grasak. Nardi 55 tahun mendapatkan cerita dari orangtuanya yang menuturkan bahwa jembatan ini dahulu pada masa lampau dipakai sebagai jalan bagi perjuangan di era kerajaan. Di bawah jembatan ini ditanam sebuah benda pusaka produk budaya yang berwujud keris nogososro. Sudah banyak orang pintar yang berusaha mengambil keris ini. Bahkan belum lama ini ada rombongan orang dari wilayah yogya yang berusaha mengambil keris ini secara Ghoib, namun gagal. Menurut warga sekitar bahwa benda pusaka keris ini adalah milik leluhur mereka dan tidak akan bisa diambil oleh orang yang hatinya tidak bersih serta bukan keturunan Trombol asli.

Sumur Cah Angon

Sumur ini sampai sekarang masih lestari dan airnya masih dipakai untuk kebutuhan sehari-hari warga jatirejo. Seperti penuturan beberapa warga sekitar sumur ini mengungkapkan bahwa sumur ini dibuat oleh Cah Angon. Proses pembuatan sumur ini dengan cara dikeruk tangan sebagai mainan oleh Cah Angon, namun tiba-tiba dari dalam tanah keluar sumber air yang cukup. Sumur ini berada dekat Jembatan Grasak.

Sumur Mbah Singo

Sumur mbah singo, demikian warga menamai sebuah bekas sendang yang saat ini sudah kering airnya. Kondisi sendang saat ini tidak terawat, berada di bawah rerimbunan pohon bambu di belakang rumah warga. Namun demikian, sendang ini masih dianggap wingit atau angker oleh warga sekitar, karena beberapa kali terlihat penampakan ular besar di tempat ini tidak ada keterangan tentang pemilik atau pembuat sendang ini. Namun, dipastikan semenjak nenek moyang mereka menempati dusun ini, sendang Singo sudah ada.

Scroll to Top